Analisis varians (analysis of
variance, ANOVA) adalah suatu metode analisis
statistika yang termasuk ke dalam cabang statistika inferensi. Dalam
literatur Indonesia metode ini dikenal dengan berbagai nama lain, seperti analisis ragam, sidik
ragam, dan analisis variansi. Ia
merupakan pengembangan dari masalah Behrens-Fisher,
sehingga uji-F juga dipakai dalam
pengambilan keputusan. Analisis varians pertama kali diperkenalkan oleh Sir Ronald Fisher, bapak statistika modern. Dalam
praktik, analisis varians dapat merupakan uji hipotesis (lebih sering
dipakai) maupun pendugaan (estimation, khususnya di bidang genetika terapan).
Pada materi sebelumnya, apabila peneliti ingin menguji perbedaan dari rata-rata satu kelompok atau rata-rata dua kelompok uji z dan uji t. Gimana jika kelompoknya tiga atau lebih apakah uji tersebut masih bisa digunakan? untuk uji perbedaan rata-rata tiga kelompok atau lebih uji f yaitu dengan menggunakan Anova (analysis of variance).
Kenapa namanya Analysis of variance kenapa bukan analysis of means kan yang mau diuji means atau rata-ratanya? Awalnya juga aku mikir kayak gitu. ternyata maksud dari analisis ragam yaitu apabila kita ingin menguji apakah ada perbedaan rata-rata tiga kelompok atau lebih dengan membandingkan varians. dengan membandingkan varians itu kita bisa mengetahui apakah terdapat perbedaan atau tidak. perbandingan antar varians ini merupakan uji f tadi. untuk lebih jelasnya nanti akan dibahas.
Hipotesis
dalam Anova (analysis of variance):
Dalam analysis of variance hanya satu hipotesis yang digunakan yaitu hipotesis dua arah (two tail). artinya hipotesis ini yaitu apakah ada perbedaan rata-rata. kita cuma pengen tahu itu, tidak spesifik yang mana yang berbeda. Nah kalau mau tahu kelompok yang benar-benar terdapat perbedaan rata-rata ada uji lanjutan dilakukan uji lanjutan. kalau tentang itu akan dibahas di lain tempat. Berikut hipotesis dalam Anova.
H0: μ1 = μ2 = μ3 = ... = μn, Tidak
ada perbedaan yang nyata antara rata-rata hitung dari n kelompok
H1: μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ ... ≠ μn, Ada perbedaan yang nyata antara rata-rata hitung dari n kelompok
H1: μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ ... ≠ μn, Ada perbedaan yang nyata antara rata-rata hitung dari n kelompok
Alasan
penggunaan ANOVA
Uji hipotesis dengan ANOVA
digunakan, setidaknya karena beberapa alasan berikut:
- Memudahkan analisa atas beberapa kelompok sampel yang berbeda dengan resiko kesalahan terkecil.
- Mengetahui signifikansi perbedaan rata-rata (μ) antara kelompok sampel yang satu dengan yang lain. Bisa jadi, meskipun secara numeris bedanya besar, namun berdasarkan analisa ANOVA, perbedaan tersebut TIDAK SIGNIFIKAN sehingga perbedaan μ bisa diabaikan. Sebaliknya, bisa jadi secara numeris bedanya kecil, namun berdasarkan analisa ANOVA, perbedaan tersebut SIGNIFIKAN, sehingga minimal ada satu μ yang berbeda dan perbedaan μ antar kelompok sampel tidak boleh diabaikan.
- Analisis varians relatif mudah dimodifikasi dan dapat dikembangkan untuk berbagai bentuk percobaan yang lebih rumit. Selain itu, analisis ini juga masih memiliki keterkaitan dengan analisis regresi. Akibatnya, penggunaannya sangat luas di berbagai bidang, mulai dari eksperimen laboratorium hingga eksperimen periklanan, psikologi, dan kemasyarakatan.
Asumsi-asumsi
yang harus dipenuhi dalam analisis varians (anova):
- Data berdistribusi normal, karena pengujiannya menggunakan uji F-Snedecor
- Varians atau ragamnya homogen, dikenal sebagai homoskedastisitas, karena hanya digunakan satu penduga (estimate) untuk varians dalam contoh
- Masing-masing contoh saling bebas, yang harus dapat diatur dengan perancangan percobaan yang tepat
- Komponen-komponen dalam modelnya bersifat aditif (saling menjumlah).
Jenis-jenis
dari Analisis of Variance (Anova).
Pemilihan tipe ANOVA tergantung dari rancangan percobaan (experiment design) yang kita pilih .
Maksud dari kasus ini yaitu untuk menguji perbedaan rata-rata
lebih dari dua sampel dimana dalam melakukan analisis hanya bisa satu arah.
Maksud satu arah ini hanya bisa menguji antar kelompok yang satu. Untuk lebih
jelasmya kita kasih contoh kasus saja ya.
Contoh
kasus Anova satu arah:
Sampel
|
Penurunan Berat Badan (Kg)
|
|||
Metode 1
|
Metode 2
|
Metode 3
|
Metode 4
|
|
Sampel 1
|
4
|
8
|
7
|
6
|
Sampel 2
|
6
|
12
|
3
|
5
|
Sampel 3
|
4
|
-
|
-
|
5
|
Terdapat 4 metode diet dan 3 golongan usia peserta program diet Berikut data rata-rata penurunan berat peserta keempat metode dalam tiga kelompok umur.
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa ada empat metode (kolom). Dari empat metode itu dilakukan oleh beberapa orang tapi tiap metode dilakukan oleh orang yang berbeda. pada tabel diatas terlihat data diperoleh dari sampel yang berbeda perlakuan antar kelompok karen itu kita hanya bisa membandingkan antar metode tapi tidak bisa membandingkan antar orang karena setiap tidak melakukan metode yang sama. oleh karena itu dikatakan satu arah saja yaitu metode.
2.
Anova dua arah tanpa interaksi anova two way without interaction
Jenis anova yang kedua yaitu anova dua arah tanpa interaksi. Artinya bahwa bisa dilakukan interaksi antara kelompok dan perlakuan. maksdunya bisa membandingkan antar antar kelompok atau kah antar perlakuan. berikut contoh kasus.
Contoh
kasus Anova dua arah tanpa interaksi:
Umur
|
Penurunan Berat Badan (Kg)
|
|||
Metode 1
|
Metode 2
|
Metode 3
|
Metode 4
|
|
< 20 tahun
|
5
|
6
|
2
|
3
|
20-40
|
2
|
7
|
5
|
3
|
> 40 tahun
|
7
|
3
|
4
|
3
|
Terdapat 4 metode diet dan 3 golongan usia peserta program diet Berikut data rata-rata penurunan berat peserta keempat metode dalam tiga kelompok umur.
Berdasarkan gambat tersebut terlihat bahwa setiap metode memiliki perlakuan yang sama sehingga bisa dikatakan ada hubungan dua arah. tapi tidak ada interaksi.
3.
Anova dua arah dengan interaksi anova two way with interaction
Sebelum ini dijelaskan anova dua arah tanpa interaksi. dikatakan anova dengan interaksi ketika setiap kolom [perlakuan] dan blok [baris] diulang. Langsung kecontoh aja ya.
Contoh
kasus Anova dua arah dengan interaksi:
Umur
|
Penurunan Berat Badan (Kg)
|
|||
Metode 1
|
Metode 2
|
Metode 3
|
Metode 4
|
|
< 20 tahun
#1 #2 #3 |
5
4 5 |
0
2 1 |
3
4 8 |
4
2 2 |
20-40 tahun
#1 #2 #3 |
5
6 2 |
4
2 1 |
2
2 4 |
5
3 2 |
> 40 tahun
#1 #2 #3 |
4
4 5 |
5
5 0 |
2
1 2 |
6
4 4 |
Terdapat 4 metode diet, 3 kelompok umur dan 3 ulangan. Berikut adalah data ata-rata penurunan berat badan setelah 1 bulan melakukan diet. Ujilah apakah penurunan berat badan sama untuk setiap metode diet, kelompok umur dan interaksi dengan taraf uji 5 %?
Langkah-langkah
melakukan uji hipotesis dengan ANOVA
1.
Kumpulkan
sampel dan kelompokkan berdasarkan kategori tertentu.
Untuk
memudahkan pengelompokkan dan perhitungan, buat tabel data sesuai dengan
kategori berisi sampel dan kuadrat dari sampel tersebut. Hitung pula total dari
sampel dan kuadrat sampel tiap kelompok. Selain itu, tentukan pula hipotesis
nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).
2.
Menentukan
tipe anova
apakah
masuk tipe satu arah, tipe dua arah tanpa interaksi atau tipe dua arah dengan
interaksi. karena akan berpengaruh pada perhitungan. Menentukan tipe seperti
pada penejalasan diatas.
3.
Menghitung
variabilitas dari seluruh sampel.
Pengukuran total variabilitas atas data dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian:
o
Total of
sum squares (SSt) – jumlah kuadrat total (jkt).
Merupakan
jumlah kuadrat selisih antara skor individual dengan rata-rata totalnya.
o
Sum Square
Between(SSb) – jumlah kuadrat kolom (jkk).
Variansi
rata-rata kelompok sampel terhadap rata-rata keseluruhannya. Variansi di sini
lebih terpengaruh karena adanya perbedaan perlakuan antar kelompok.
o
Sum Square
within(SSw) – jumlah kuadrat galat (jkg).
Variansi
yang ada dalam masing-masing kelompok. Banyaknya variansi akan tergantung pada
banyaknya kelompok, dan variansi di sini tidak terpengaruh / tergantung oleh
perbedaan perlakuan antar kelompok.
4.
Menghitung
derajat kebebasan (degree of freedom).
Derajat kebebasan atau degree of freedom (dilambangkan dengan v, dof, atau df) dalam ANOVA akan sebanyak variabilitas. Oleh karena itu, ada tiga macam derajat kebebasan yang akan kita hitung:
o
Derajat
kebebasan untuk JKT
merupakan
derajat kebebasan dari Jumlah kuadrat total (JKT) ini akan kita lambangkan
dengan dof JKT
o
Derajat
kebebasan untuk JKK
merupakan
derajat kebebasan dari Jumlah kuadrat kolom (JKK) ini akan kita lambangkan
dengan dof JKK
o
Derajat
kebebasan untuk JKG
Merupakan
derajat kebebasan dari Jumlah kuadrat galat (JKG) ini akan kita lambangkan
dengan dof JKG
Derajat kebebasan juga memiliki sifat hubungan yang sama dengan sifat hubungan variabel, yakni:
Derajat kebebasan juga memiliki sifat hubungan yang sama dengan sifat hubungan variabel, yakni:
dof JKT = dof JKK + dof JKG
5.
Menghitung
variance antar kelompok dan variance dalam kelompok.
Variance dalam ANOVA, baik untuk antar kelompok maupun dalam kelompok sering disebut dengan kuadrat tengah atau deviasi rata-rata kuadrat (mean squared deviation) dan dilambangkan dengan MS atau KT. Dengan demikian, maka mean squared deviation masing-masing dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
o
KTK =
JKK/dof jkk
o
KTG =
JKG/dof jkg
6.
Menghitung
F hitung
Menghitung nilai distribusi F (Fhitung) berdasarkan perbandingan variance antar kelompok dan variance dalam kelompok.Fhitung didapatkan dengan rumus di bawah ini:
Fhitung = KTK/KTG
7.
Menghitung
F tabel
Selain itu, F berdasarkan tabel (Ftabel) juga dihitung, berdasarkan nilai derajat kebebasan (langkah ke-4) menggunakan tabel distribusi-F. Jangan lupa untuk mencantumkan gambar posisi Fhitung dan Ftabel dalam grafik distribusi-F.
8.
Membandingkan
Fhitung dengan Ftabel :
o
Jika Fhitung > Ftabel : tolak H0
o
Jika Fhitung ≤ Ftabel : terima H0
9.
Buat
kesimpulan,
sesuai
dengan kasus awal yang ditanyakan. Simpulkan, apakah perlakuan (treatment)
memiliki efek yang signifikan pada sampel data atau tidak. Jika hasil tidak signifikan,
berarti seluruh rata-rata sampel adalah sama. Jika perlakuan menghasilkan efek
yang signifikan, setidaknya satu dari rata-rata sampel berbeda dari rata-rata
sampel yang lain.
Contoh
penghitungan Analysis of variance (Anova) dengan tabel.
Sumber Keragaman (SK)
|
Jumlah Kuadrat (JK)
|
Derajat Bebas (db)
|
Kuadrat Tengah (KT)
|
F hitung
|
Kolom (K)
|
JKK
|
db JKK
|
KTK =
JKK / db JKK |
F hitung =
KTK / KTG |
Galat (G)
|
JKG
|
db JKG
|
KTG =
JKG / db JKG |
|
Total (T)
|
JKT
|
db JKT
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar