Selasa, 03 Juni 2014

KPI: Program TELEVISI Semakin Buruk 


 Televisi sebagai media yang banyak diakses semakin hari semakin menjadi-jadi menyebarkan kebodohan.Saya perhatikan dari pagi hingga malam,acara inti dari sebuah stasiun televisi hanya ada 3 yaitu : Pertama Berita,Kedua Infotainment & yang Ketiga Sinetron.Acara-acara lain cuma sebagai pelengkap.Bangsa ini diajarkan untuk selalu mau tahu urusan orang lain lewat Infotainment (Gosip Artis).Banyak film mengajarkan anak-anaknya ke sekolah pakai mobil,punya hape canggih,gaul,belum dewasa sudah pacaran,patah hati & lain sebagainya.

Sudah seharusnya tayangan televisi mampu menjadi guru bukan malah membuat bodoh.Inilah beberapa film dan acara TV terburuk & tidak mendidik,berikut ulasannya.

1. Tutur Tinular Versi 2011


Penayangan Tutur Tinular Versi 2011 Ini memang pada awal penayangannya dipuji banyak orang karena tayangannya mengangkat unsur indonesia tempo dulu,tetapi seiring berjalannya waktu & panjangnya alur cerita sinetron ini sehingga banyak diprotes karena alur ceritanya melenceng dari versi terdahulunya misalnya penambahan tokoh-tokoh yang sangat jauh menyimpang dari naskah asli sandiwara radio Ciptaan Bapak S.Tidjab.Penambahan karakter Krishna & Khamsa dari tokoh Mahabharata.Pangeran Bentar dari cerita Saur Sepuh yang sebelumnya tidak ada di dalam cerita versi terdahulunya.Anehnya rating Sinetron Tutur Tinular Versi 2011 ini Selalu Masuk Di Top 10 Rating Televisi Indonesia waktu itu.


2. Brama Kumbara

Di film Brama Kumbara 2013 ini banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh Gentabuana dari cerita asli Saur Sepuh yang di buat oleh Niki Kosasih.Pada Seri Brama Kumbara 2013 justru Tokoh Brama digambarkan sebagai seorang pengkhianat.Ia berpura-pura menjadi panglima perang dari kerajaan Kuntala yang kemudian bermaksud menggulingkan raja Kuntala & mendirikan kembali Madangkara.

Tokoh Brama juga pada sinetron tersebut diceritakan terlibat cinta terlarang dengan gurunya sendiri yang bernama Sekar Tanjung.Padahal tokoh Sekar Tanjung sama sekali tidak pernah ada dan dikenal pada naskah serta cerita asli Brama Kumbara.Tokoh Sekar Tanjung hanyalah rekaan atau sisipan pada sinetron ini yang diadaptasi dari cerita Pendekar Rajawali Yoko alias The Return of The Condor Heroes.Selamanya Brama hanya punya guru satu orang yaitu Kakek Astagina.

Dalam cerita aslinya,Utari tidak pernah terlibat cinta dengan Gotawa.Utari adalah cinta pertama Brama Kumbara.Sosok Ardalepa juga bukan pejabat dari Kuntala yang gila perempuan serta berambisi menjadi raja.Tokoh Ardalepa dalam cerita aslinya justru digambarkan sebagai sosok pejabat Kuntala yang baik hati & dermawan pada rakyat Madangkara.Sejak istrinya mati,Ardalepa hanya menikah dengan Gayatri yaitu Ibu dari Brama.Tidak ada selir sama sekali seperti yang digambarkan pada sinetron Brama Kumbara 2013.Tokoh Harnum sama sekali bukan sosok yang lemah gemulai seperti dalam sinetron tersebut.Harnum,meskipun ia putri seorang raja,namun ia juga adalah seorang pendekar.Selain jalan cerita,banyak orang yang bilang kalau kostum para tokoh laki-laki di Brama Kumbara 2013 terlalu berlebihan (Lebay Alay) bahkan ada yang bilang Wow...Itu Brama Kumbara atau Power Ranger?

Jalan cerita yang diulur-ulur agar Brama Kumbara tayang lebih panjang sampai beberapa bulan kedepan ternyata membuat Rating Brama Kumbara terus menurun.


3. Damarwulan
Cerita Damarwulan Minakjinggo muncul setelah meletusnya Perang Paregreg yang terjadi pada 1406 Masehi.Perang inilah yang menginspirasi sastrawan Jawa untuk membuat kisah Damarwulan-Minakjinggo.

Damarwulan yang ditayangkan di TV ini pembodohan bangsa dan ceritanya tidak seseuai dengan versi aslinya.Cerita aslinya seperti ini,Diceritakan setelah Raja Hayam Wuruk wafat kemudian digantikan oleh Wikramawardhana.Raja Wikramawardhana adalah suami dari Kusumawardhani (putri Raja Hayam Wuruk).Pernikahan Raja Hayam Wuruk dengan Ratu Padukasari (permaisuri) tidak memiliki anak laki-laki,sedangkan pernikahan Raja Hayam Wuruk dengan selir mempunyai anak laki-laki yaitu Bhre Wirabhumi yang diberi kekuasaan di Blambangan.Bhre Wirabhumi menjadi raja di Blambangan dengan gelar Prabhu Urubisma.

Hubungan Wikramawardhana dengan Bhre Wirabhumi mula-mula berjalan dengan baik.Akan tetapi Bhre Wirabhumi terus dihasut oleh ibunya (selir) untuk merebut tahta Majapahit dengan alasan yang berhak menjadi raja Majapahit adalah seorang laki-laki (raja) bukan seorang ratu apalagi Wikramawardhana hanya seorang menantu yang tidak punya hak di Majapahit.Akhirnya pada tahun 1400-1406 Masehi,terjadilah perang Paregreg.Perang ini dimenangkan oleh Wikramawardhana dengan terbunuhnya Bhre Wirabhumi (kepalanya terpenggal).Peristiwa ini kemudian dijadikan dasar cerita Damarwulan-Minakjinggo.

Versi aslinya Damarwulan adalah Raja Wikramawardhana (menantu Raja Hayam Wuruk) & Minakjinggo adalah Bhre Wirabhumi yang menjadi raja di Blambangan (anak Raja Hayam Wuruk dari selir).Bukan seperti yg versi film,Damarwulan adalah seorang tukang kuda & Minakjinggo adalah Adipati Blambangan.Ini jelas-jelas pembodohan sejarah bangsa,alur ceritanya ngalur ngidul nggak karuan.


3. Spongebob




Spongbob dipublikasikan oleh Nicklodeon America sebagai animasi yang memiliki perbedaan perpektif dengan animasi Amerika pada umumnya.Pihak Nickelodeon menyatakan bahwa Spongebob memang tidak ditujukan untuk anak usia prasekolah,melainkan untuk yang berumur mulai dari enam hingga sebelas tahun.Secara keseluruhan film kartun spongbob hanya menggambarkan tentang kehidupan kota bawah laut yang bernama Bikini Bottom serta dinamika kehidupan seluruh penghuninya.Tetapi dalam perkembangannya,banyak pihak yang menentang keberadaan film yang mulai dipublikasikan pada tahun 2006 tersebut.Semua itu dikarenakan ketidak-senonohan yang terkandung dalam tindak-tanduk beberapa tokoh Spongbob seperti Mr.Krabb yang digambarkan terlalu pelit & mata duitan,Squidward yang dideskripsikan sebagai makhluk anti-sosial yang membenci bikini Bottom & Patrick yg botol (bodoh & tolol).Meskipun semua itu dikemas secara jenaka,Spongbob tetap masuk dalam daftar Film Kartun Yang tidak Layak Dikonsumsi oleh Anak.

Spongebob banyak ditonton dan disukai anak-anak di Indonesia padahal anak-anak masih belum mengerti dimana letak lucunya ataupun "Pelajaran" apa yg bisa diambil dari tokoh yg satu ini.Ini jelas-jelas film yang membuat anak-anak menjadi bodoh.Bisa dikatakan ini film bodoh.


4. Shincan

Shinchan memang komik yang tidak layak dibaca oleh anak kecil dan di sampul komik aslinya pun tertulis 15+ yang artinya hanya boleh dibaca oleh orang berusia 15 tahun ke atas.Jika anak kecil yang membacanya tanpa pengawasan pasti ada atau bahkan banyak pengaruh buruknya.

Anime Negeri Sakura yang dirilis oleh studio Shinei Doga di tahun 1988 ini menceritakan tentang kehidupan sebuah keluarga Hagemaru yang luar biasa kikir.Dikisahkan secara jenaka bagaimana keluarga hagemaru menyiasati pemborosan.Shincan juga dianggap sebagai Film Kartun Yang Tidak Layak Dikonsumsi Anak.Karena film ini dikhawatirkan akan membawa dampak negatif untuk perkembangan psikologis anak.

Film ini dialognya antara anak-orang tua yang menginspirasi tutur kata anak-anak kita untuk "melawan" orang tua di rumah.Karakter Shincan sangatlah tidak sesuai adat budaya tradisi sopan santun anak-anak Indonesia.Kelakuan Shincan yang konyol juga mengajarkan anak-anak menjadi bodoh.


5. Doraemon
Doraemon merupakan Anime produksi Negri Matahari terbit yang ditayangkan di negara asalnya sejak tahun 1970-an.Ceritanya sendiri berkisah antara seorang anak SD bernama Nobita yang dihadiahi robot masa depan oleh kakeknya.Robot ini kemudian diberi nama Doraemon.Doraemon mempunyai sebuah benda mungil yang dapat mengabulkan seluruh permintaannya,apapun yang Nobita inginkan tersedia di kantong ajaib Doraemon.

Kemudian setelah beberapa tahun penayangannya,anime ini mendapat bermacam-macam kritik negatif dari berbagai pihak.Hal ini dikarenakan alur cerita yang begitu memanjakan nobita,tidak mendidik serta memotivasi penonton khususnya anak di bawah umur untuk melakukan hal yang sama.Akhirnya Doraemon ditetapkan sebagai salah satu dari daftar Film Kartun Yang tidak Layak Dikonsumsi oleh Anak.


6. Apa Kabar Indonesia & Indonesia Lawyers Club

Tontonannya cuma orang debat mencari-cari kesalahan pihak tertentu.Masyarakat Indonesia harus sadar kalau selama ini mereka telah diadu domba dengan doktrin kepentingan politik yang ingin berkuasa.

Alur pembicaraan pun sarat akan emosi.Talk show itu isinya sungguh penuh dengan keterbukaan,membuka aib kebobrokan orang lain.Kalau kita tengok lagi ke belakang,tontonan yang tidak layak ini sebenarnya kerap menghiasi layar kaca seperti sidang ricuh,diskusi tanpa sopan santun & kelakuan tidak layak tonton lainnya.


7. Seputar Bali (Bali TV)
Bali TV yang notabena TV lokal merupakan bagian dari Kelompok Media Bali Post (KMB) dinilai telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) 2012 pasal 40 tentang Prinsip-Prinsip Jurnalistik.

Lihat saja di segmen terakhir beritanya pasti ditutup dengan lagu Bali Tolak Reklamasi yang menyudutkan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika dan terkesan provokatif.Kelompok Media Bali Post (KMB) juga memasang poster yang antara lain menyatakan bahwa "Bali Cinta Damai", "Bali Cinta Lingkungan" dan "Bali Tolak Reklamasi".Bali Post dan Bali TV banyak menyiarkan pemberitaan yang bersifat provokatif dan memfitnah belakangan ini.


8. Ngulik & Ceriwis
Ngulik ini termasuk acara yang nggak pantes ditonton.Acara ini tidak mendidik,nggak ada moral & sopan santunnya sama sekali,main nyelonong aja asal ngomong nggak ada aturan.Ngulik ini isinya cuma Asri Welas ngoceh-ngoceh sambil ngerecokin orang-orang aja.

Ceriwis isinya tidak lebih dari koar-koar Indra Bekti,Ruben Onsu,Cici Panda dan Pampam yang sama sekali nggak penting.Parahnya lagi biasanya mereka mengambil lokasi di tempat-tempat wisata yang elit.Kalau begitu sih keenakan presenternya bisa menikmati jalan-jalan ke objek-objek wisata yang mewah,justru mereka yang dibayar!Coba pikirkan apa untungnya buat pemirsa menyaksikan aksi-aksi konyol mereka yang terkadang tak jarang berujung pada kesalahpahaman di antara mereka?Inikah yang dinamakan narsisme selebritis?


9. Bukan Empat Mata
Program acara ini tidak berkualitas & tidak mendidik.Acaranya candaan berbau pornografi & asal ngomong doank.Dalam acara Empat Mata,tatkala bintang tamu dimintai pendapat atau dikasih pertanyaan kemudian bintang tamunya baru mau menyusun kata yang lebih baik untuk menjawab pertanyaan dari Tukul Arwana eh...belum selesai bicara sang tamu malahan si Tukul Arwana sudah memotong pembicaraan dengan kalimat candaan asal cuap.Kelihatan bodoh bukan?


10. Pesbukers
Pesbukers ini adalah acara hiburan nggak jelas alurnya.Menurut KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) banyak pelanggaran yang telah dilakukan dalam penayangan acara Pesbukers seperti adegan yang melecehkan orang & atau masyarakat dengan kondisi fisik tertentu serta orientasi seks & identitas gender tertentu,melanggar perlindungan anak,ditampilkannya anak-anak dalam siaran langsung melewati pukul 21.30 waktu setempat,serta pelanggaran terhadap norma kesopanan & kesusilaan.

Jenis pelanggaran ini dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap perlindungan kepada orang dan/atau kelompok masyarakat tertentu,norma kesopanan & kesusilaan,perlindungan anak & penggolongan program siaran.


11. Dahsyat & Inbox
Acara ini sama-sama ga jelas programnya,malah berdampak negatif untuk anak usia 15 tahun ke bawah.Dimana seharusnya anak itu belajar,ini anak ternyata malah belajar menghafal setiap lagu-lagu Boyband atau Girlband yang nggak jelas juga apalagi ada goyang Gaspol dari DJ Cungkring.Disamping itu,kedua acara musik ini bertipe lipsync.Bayangin aja drum bunyi sendiri padahal nggak dipukul tapi drummer nya sok sibuk mukul drum.Kaka Slank pernah menolak tampil di acara Dahsyat & Inbox sembari bernyanyi "Ku tak bisa...Lipsync...Lipsync...Bernyanyi"


12. Yuk Keep Smile
YKS Trans TV acaranya joged-joged nggak jelas,bawa dampak negatif ke anak-anak yang nonton.YKS ini juga di dalamnya terdapat candaan celaan fisik,joged-joged setiap hari (kapan mau pinter orang Indonesia nonton ginian?),tabur bedak sembarangan,dandan lebay alay.Acara ini mengajarkan kita menjadi orang gila dengan joged-joged nggak jelas tiap hari terus pakek kostum lebay alay yang bikin orang-orang jadi tambah gila.Nggak capek apa goyang-goyang geal-geol tiap hari pakek kostum kayak orang gila?


13. Infotaiment
Acara Infotainment tentang gosip artis,hukumnya wajib ditinggalkan,percuma deh ngomongin orang nggak jelas kayak gitu.Materi yang disiarkan Infotainment banyak membahas tentang pacaran,seks bebas,perceraian, perselingkuhan & acara hura-hura artis.

Beberapa Efek/Dampak Buruk Dari Acara Infotainment Di Televisi Indonesia Pada Masyarakat :
a. Menyebarkan Fitnah/Isu/Kabar Burung
Jika berita infotainment itu hanya menduga-duga dari suatu permasalahan yang belum jelas faktanya maka bisa saja disebut sebagai fitnah.Fitnah lebih kejam dari pembunuhan,pencurian,penipuan dan lain-lain.

b. Mengganggu Orang Yang Sedang Diperbincangkan/Dibahas
Yang namanya masalah kita diomongin & diungkit-ungkit orang lain (ghibah) normalnya akan membuat kita tidak nyaman.Oleh sebab itu jika seseorang punya masalah/kasus sebaiknya kita biarkan dia dulu menyelesaikan segala masalahnya.Setelah semua beres barulah minta izin langsung untuk meminta diliput.Selama ini wartawan main tayang saja tanpa meminta ijin yang diliput.

c. Menjerumuskan Masyarakat Pada Gaya/Pola Hidup Yang Salah
Berita yang datang dari kaum yang suka ditiru orang kalau tidak benar maka jelas berdampak tidak baik.Bahaya jika masyarakat meniru para artis yang identik/suka dugem,suka gaya hidup mewah,suka pergaulan bebas,suka narkoba,suka nikah siri & sebagainya.Seharusnya dijelaskan pola hidup yang salah adalah salah,tidak baik ya tidak baik agar masyarakat tidak meriru yang jelek-jelek.

d. Contoh Buruk Bagi Anak-Anak
Kalau yang menonton adalah anak-anak maka akan lebih dahsyat dampak negatif yang ditimbulkannya.Jika anak-anak terobsesi ingin jadi selebriti bisa saja mereka akan meniru apa yang dilakukan selebriti kesayangannya termasuk yang jelek-jelek.Anak-anak dari kecil sudah diajarkan gosip,fitnah,gibah,gaya hidup mewah & lain-lain.Seharusnya acara infotainment ditayangkan larut malam ketika anak-anak sudah tidur.

e. Menghabiskan Waktu Para Penonton
Pembahasan suatu masalah dari seorang selebritis biasanya dipaksa panjang durasinya sehingga yang dibahas suka diulang-ulang atau ditambah-tambahkan.Belum lagi setiap acara infotainment juga membahas kasus yang sama secara bertele-tele.Maka lengkap sudah waktu seseorang yang tersita untuk melihat permasalahan yang sama.Waktu pemirsa yang berharga jadi suka terbuang karena penyampaian yang bertele-tele & dilama-lamakan.


14. Sinetron FTV
 “Sinetron dan FTV nggak ada matinya!”Barangkali seperti itulah ungkapan untuk kedua tayangan yang selalu mendapat rating tinggi di televisi.Tentunya hal ini bisa menjadi sebuah kebanggaan tersendiri karena produk dalam negeri lebih digemari ketimbang film seri impor.Namun alangkah sayangnya jika kebanggaan itu rusak gara-gara tayangannya jauh dari kualitas yang baik.Memang tidak semua sinetron/FTV berkualitas buruk.Ironi ini pernah menjadi pembicaraan publik,bahkan mantan Presiden Megawati pun pernah menyinggungnya.Dan sesungguhnya ada benarnya perhatian Ibu Megawati atas buruknya kualitas sinetron mengingat tayangan ini ditonton jutaan pemirsa.Jika buruknya kualitas sinetron/FTV tersebut dikonsumsi jutaan orang,maka jelaslah apa yang terjadi:

“Sebuah Pembodohan Massal!”
Buruknya kualitas sinetron ini bisa diukur dari kurangnya nilai-nilai kesopanan serta tingginya nilai-nilai hedonisme.Ukuran lain juga bisa dilihat langsung dari sangat rendahnya penyajian sinema seperti peran,adegan & dialog tidak masuk akal yang sering kali ditampilkan.Sebut saja sebuah peran dari salah satu FTV di SCTV yang menampilkan seorang perempuan cantik yang berprofesi menjadi tukang bajaj (angkot paling sering).Dalam keadaan normal pastinya peran ini sangat tidak masuk akal.Sekarang bayangkan tukang bajaj cantik itu mengantar seorang pria kekar & sangar.Apa yang terjadi kemudian adalah si tukang bajaj cantik akan diculik & kemungkinan besar diperkosa! Barangkali bisa disebut puluhan sinetron dimana perempuan cantik berperan mulai dari menjadi sebagai pembantu,supir angkot,tukang gorengan,kernet bis bahkan sampai tukang kubur.

Kebodohan lain dari sinetron/FTV adalah adegan kebetulan yang acap kali muncul.Penonton dengan mudah menebak kejadian ketika sang tokoh memergoki kekasihnya jalan dengan cowok lain atau adegan dimana seorang cowok dengan tidak sengaja menabrak cewek di depannya atau saling jatuh cinta di akhir cerita padahal pasangan ini saling bermusuhan pada awalnya.Adegan ini tidak terjadi dalam satu-dua FTV melainkan puluhan/mungkin ratusan.Jika hal-hal seperti ini terus-menerus ditayangkan maka otak penonton akan menyerapnya dan menganggapnya sesuatu yang tidak masuk akal.Dan sekali lagi,apa yang akan terjadi jika penonton terus-menerus mengkonsuminya tentunya akan menjadi sebuah pembodohan massal!

Kini,sesuatu yang berlangsung di dunia sinetron/FTV bisa dibuat nyata oleh para penontonnya,khususnya para remaja putri.Mereka menjadi melow,galau dan lebih memilih pergi bersama cowoknya ketimbang mengikuti nasihat orang tua.Keluguan para remaja putri pecinta sinetron/FTV ini bisa jadi dimanfaatkan teman laki-lakinya yang tidak bertanggung jawab (tentunya Anda juga tahu apa yang terjadi kemudian karena sudah terlalu banyak contohnya).

Sumber : Dikutip Dari Berbagai Redaksi
ANALISIS REGRESI & ANALISIS KORELASI
 

A.    KORELASI 

1. PENGERTIAN KORELASI
 

Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Diantara sekian banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi, terdapat dua teknik korelasi yang sangat populer sampai sekarang, yaitu Korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi Rank Spearman. Selain kedua teknik tersebut, terdapat pula teknik-teknik korelasi lain, seperti Kendal, Chi-Square, Phi Coefficient, Goodman-Kruskal, Somer, dan Wilson.
Pengukuran asosiasi mengenakan nilai numerik untuk mengetahui tingkatan asosiasi atau kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain. Jika tidak terjadi pengaruh, maka kedua variabel tersebut disebut independen.
Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal; Chi Square menggunakan data nominal. Kuat lemah hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah. Yang dimaksud dengan koefesien korelasi ialah suatu pengukuran statistik kovariasi atau asosiasi antara dua variabel. Jika koefesien korelasi diketemukan tidak sama dengan nol (0), maka terdapat ketergantungan antara dua variabel tersebut. Jika koefesien korelasi diketemukan +1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) positif.
Jika koefesien korelasi diketemukan -1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) negatif. Dalam korelasi sempurna tidak diperlukan lagi pengujian hipotesis, karena kedua variabel mempunyai hubungan linear yang sempurna. Artinya variabel X mempengaruhi variabel Y secara sempurna. Jika korelasi sama dengan nol (0), maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Dalam korelasi sebenarnya tidak dikenal istilah variabel bebas dan variabel tergantung. Biasanya dalam penghitungan digunakan simbol X untuk variabel pertama dan Y untuk variabel kedua. Dalam contoh hubungan antara variabel remunerasi dengan kepuasan kerja, maka variabel remunerasi merupakan variabel X dan kepuasan kerja merupakan variabel Y.

2. KEGUNAAN
 
            Pengukuran asosiasi berguna untuk mengukur kekuatan (strength) hubungan antar dua variabel atau lebih. Contoh: mengukur hubungan antara variabel:
-Motivasi kerja dengan produktivitas
-Kualitas layanan dengan kepuasan pelanggan
-Tingkat inflasi dengan IHSG
Pengukuran ini hubungan antara dua variabel untuk masing-masing kasus akan menghasilkan keputusan, diantaranya:
-Hubungan kedua variabel tidak ada
-Hubungan kedua variabel lemah
-Hubungan kedua variabel cukup kuat
-Hubungan kedua variabel kuat
-Hubungan kedua variabel sangat kuat
Penentuan tersebut didasarkan pada kriteria yang menyebutkan jika hubungan mendekati 1, maka hubungan semakin kuat; sebaliknya jika hubungan mendekati 0, maka hubungan semakin lemah.

3. ANALISIS KORELASI
 
3.1 Analisis Korelasi Parsial
 
Analisis korelasi parsial (Partial Correlation) digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). Nilai korelasi (r) berkisar antar 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, dan sebaliknya. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun). Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

0,00 – 0,199 = sangat rendah
0,20 – 0,399 = rendah
0,40 – 0,599 = sedang
0,60 – 0,799 = kuat
0,80 – 1,000 = sangat kuat
 
Contoh kasus:
 
Kita mengambil contoh pada kasus korelasi sederhana di atas dengan menambahkan satu variabel kontrol. Seorang mahasiswa bernama Andi melakukan penelitian dengan menggunakan alat ukur skala. Andi ingin meneliti tentang hubungan antara kecerdasan dengan prestasi belajar jika terdapat faktor tingkat stress pada siswa yang diduga mempengaruhi akan dikendalikan. Dengan ini Andi membuat 2 variabel yaitu kecerdasan dan prestasi belajar dan 1 variabel kontrol yaitu tingkat stress. Tiap-tiap variabel dibuat beberapa butir pertanyaan dengan menggunakan skala Likert, yaitu angka 1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju, dan 4=sangat setuju. Setelah membagikan skala kepada 12 responden didapatlah skor total item-item yaitu sebagai berikut:

Tabel Tabulasi Data (data fiktif)
Subjek Kecerdasan Prestasi Belajar Tingkat Stress

1 33 58 25
2 32 52 28
3 21 48 32
4 34 49 27
5 34 52 27
6 35 57 25
7 32 55 30
8 21 50 31
9 21 48 34
10 35 54 28
11 36 56 24
12 21 47 29 
 
3.2 Analisis Korelasi Product Moment

Digunakan untuk menentukan besarnya koefisien korelasi jika data yang digunakan berskala interval atau rasio. Rumus yang digunakan:
Contoh kasus:
Seorang mahasiswa melakukan survei untuk meneliti apakah ada korelasi antara pendapatan mingguan dan besarnya tabungan mingguan di P’Qerto.

Untuk menjawab permasalahan tersebut diambil sampel sebanyak 10 kepala keluarga.
Cara melakukan perhitungan manual uji korelasi di atas adalah sebagai berikut:
Asumsi uji korelasi
Sebelum diimplementasi, uji korelasi harus memenuhi serangkaian asumsi, yaitu:
1. Normalitas, artinya sebaran variabel-variabel yang hendak dikorelasikan harus berdistribusi normal.
2. Linieritas, artinya hubungan antara dua variabel harus linier, misalnya ditunjukkan lewat straight-line.
3. Ordinal, artinya variabel harus diukur dengan minimal skala ordinal.
4. Homoskedastisitas, artinya variabilitas skor di variabel Y harus tetap konstan di semua nilai variabel X.

Kriteria Penerimaan Hipotesis
H0 : tidak terdapat korelasi positif antara tabungan dengan pendapatan
Ha : terdapat korelasi positif antara tabungan dengan pendapatan
H0 diterima jika r hitung ≤ r tabel ( , n-2) atau t hitung ≤ ttabel ( , n-2)
Ha diterima jika r hitung > r tabel ( , n-2) atau t hitung > ttabel ( , n-2)
Sampel: 10 kepala keluarga
Data yang dikumpulkan:
Tabungan 2 4 6 6 8 8 9 8 9 10
pendapatan 10 20 50 55 60 65 75 70 81 85

Analisis data:

N Xi Yi Xi^2 Yi^2 XY
1 2 10 4 100 20
2 4 20 16 400 80
3 6 50 36 2500 300
4 6 55 36 3025 330
5 8 60 64 3600 480
6 8 65 64 4225 520
7 9 75 81 5625 675
8 8 70 64 4900 560
9 9 81 81 6561 729
10 10 85 100 7225 850
jumlah 70 571 546 38161 4544

Pengujian hipotesis:
Dengan kriteria r hitung: r hitung (0,981) > r tabel (0,707)
Dengan kriteria t hitung:
t hitung (14,233) > t tabel (1,86)

kesimpulan:
karena r hitung > dari r tabel maka Ha diterima, karena t hitung > t tabel maka Ha diterima
“terdapat korelasi positif antara pendapatan dengan tabungan mingguan di P’Qerto”
Pemikiran utama korelasi product momen adalah seperti ini:
1. Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel diikuti dengan kenaikan kuantitas dari variabel lain, maka dapat kita katakan kedua variabel ini memiliki korelasi yang positif. Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel sama besar atau mendekati besarnya kenaikan kuantitas dari suatu variabel lain dalam satuan SD, maka korelasi kedua variabel akan mendekati.
2. Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel diikuti dengan penurunan kuantitas dari variabel lain,maka dapat kita katakan kedua variabel ini memiliki korelasi yang negatif. Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel sama besar atau mendekati besarnya penurunan kuantitas dari variabel lain dalam satuan SD,maka korelasi kedua variabel akan mendekati -1.
3. Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel diikuti oleh kenaikan dan penurunan kuantitas secara random dari variabel lain atau jika kenaikan suatu variabel tidak diikuti oleh kenaikan atau penurunan kuantitas variabel lain (nilai dari variabel lain stabil), maka dapat dikatakan kedua variabel itu tidak berkorelasi atau memiliki korelasi yang mendekati nol.
           Dari pemikiran ini kemudian lahirlah Rumus Korelasi Product Momen Pearson seperti yang sering kita lihat di buku. Ada beberapa rumus yang dapat diacu. Semuanya akan memberikan hasil r yang sama, hanya saja dengan melihatnya kita akan dapat melihat pemaknaan yang berbeda-beda.
Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari rumus ini :

Rumus pertama :
           Jika setiap subjek yang memiliki nilai X lebih rendah dari meannya, memiliki nilai Y yang juga lebih rendah dari meannya, nilai r akan menjadi positif. Begitu juga jika setiap subjek yang memiliki nilai X lebih tinggi dari meannya, memiliki nilai Y yang lebih tinggi dari meannya. Jika setiap subjek yang memiliki nilai X yang lebih tinggi dari meannya, memiliki nilai Y yang lebih rendah dari meannya maka nilai r akan menjadi negatif. Begitu juga jika tiap subjek yang memiliki nilai X lebih rendah dari meannya memiliki nilai Y yang lebih tinggi dari meannya. Jika tiap nilai X yang lebih tinggi dari meannya terkadang diikuti oleh nilai Y yang lebih tinggi terkadang lebih rendah dari meannya maka nilai r akan cenderung mendekati 0 (nol).

Rumus kedua:
          Dari rumus kedua ini dapat kita simpulkan bahwa nilai korelasi sebenarnya nilai kovarian dari dua variabel x dan y yang distandardkan dengan menggunakan standard deviasi x dan standard deviasi y sebagai denominatornya. Nilai kovarian sangat dipengaruhi oleh satuan skala yang digunakan oleh kedua variabel. Misalnya kita menghitung kovarian dari tinggi badan dengan panjang rambut , pengen tahu apakah tinggi badan berkorelasi dengan panjang rambut. Kita menghitung tinggi badan dan panjang rambut dalam satuan meter. Kemudian kita hitung kovariannya. Setelah itu kita menggunakan data yang sama, hanya mengubah satuannya menjadi centimeter, lalu menghitung kovariannya. Nah kovarian dari hasil perhitungan kedua akan terlihat lebih besar daripada yang pertama. Lebih besar? Ya karena dengan menggunakan satuan centimeter, 1.4 meter akan menjadi 140 centimeter. Jika kita hitung kovariannya, perhitungan pertama akan menghitung dalam skala satuan (1.4, 1.5, dst) sementara perhitungan kedua akan menghitung dalam skala ratusan. Oleh karena itu perlu distandardkan agar data yang sama akan menghasilkan angka yang sama meskipun diubah skalanya.

Rumus ketiga:
           Zx dan Zy itu berbicara mengenai nilai X dan Y dalam satuan SD. Jika nilai X ada di bawah mean dari X maka nilai Zx akan negatif, jika nilai X ada di atas meannya maka nilai Zx akan positif. Begitu juga dengan Y. Seperti pada rumus pertama, jika Zx dan Zy sepakat (keduanya positif atau negatif) maka nilai r akan positif. Jika Zx dan Zy berlawanan (jika yang satu positif yang lain negatif) maka nilai r akan negatif. Nah misalnya ada seratus subjek memiliki nilai X dan Y. Lalu kita hitung satu-satu nilai Z dari X dan Y untuk tiap subjek. Tentu saja ada beberapa yang sangat sepakat yang lain agak sepakat yang beberapa berlawanan. Kemudian nilai-nilai Z ini dijumlahkan sehingga jika yang sepakat lebih banyak akan menghasilkan angka positif. Kalo yang berlawanan lebih banyak akan menghasilkan angka negatif. Kemudian hasil penjumlahan ini dicari rata-ratanya. Jadi bisa dibilang nilai r itu akan menggambarkan rata-rata keadaan X dan Y dari semua subjek dalam kelompok.
 
B.    REGRESI 
 
1. PENGERTIAN
 
Analisis regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel(-variabel) yang lain. Variabel “penyebab” disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel independen, atau secara bebas, variabel X (karena seringkali digambarkan dalam grafik sebagai absis, atau sumbu X). Variabel terkena akibat dikenal sebagai variabel yang dipengaruhi, variabel dependen, variabel terikat, atau variabel Y. Kedua variabel ini dapat merupakan variabel acak (random), namun variabel yang dipengaruhi harus selalu variabel acak. Analisis regresi adalah salah satu analisis yang paling populer dan luas pemakaiannya. Hampir semua bidang ilmu yang memerlukan analisis sebab-akibat boleh dipastikan mengenal analisis ini.

2. KEGUNAAN
 
Tujuan menggunakan analisis regresi ialah:
-Membuat estimasi rata-rata dan nilai variabel tergantung dengan didasarkan pada nilai variabel bebas.
-Menguji hipotesis karakteristik dependensi
-Untuk meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai variabel bebas diluar jangkaun sample.
 
3. ANALISIS REGRESI
 
3.1 Analisis Regresi Berganda
 
            Regresi berganda seringkali digunakan untuk mengatasi permasalahan analisis regresi yang melibatkan hubungan dari dua atau lebih variabel bebas. Pada awalnya regresi berganda dikembangkan oleh ahli ekonometri untuk membantu meramalkan akibat dari aktivitas-aktivitas ekonomi pada berbagai segmen ekonomi. Misalnya laporan tentang peramalan masa depan perekonomian di jurnal-jurnal ekonomi (Business Week, Wal Street Journal, dll), yang didasarkan pada model-model ekonometrik dengan analisis berganda sebagai alatnya. Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y’ = a+b1X1+b2X2+….+ bnXn

Keterangan:
Y’ : variabel dependen (nilai yag diprediksikan)
X1 dan X2 : variabel independen
a : konstanta
b : koefisien regresi(nilai peningkatan/penurunan)
 
contoh kasus:
Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh dari tinggi badan terhadap berat badan. Untuk kebutuhan penelitian tersebut diambil sampel secara acak sebanyak 10 orang untuk diteliti. Hasil pengumpulan data diketahui data sebagai berikut :

Berdasarkan data tersebut di atas :

Hitunglah nilai a dan b untuk persamaan regersi linier sederhana. Jika hipotesis penelitian menyatakan bahwa “tinggi badan seseorang berpengaruh terhadap berat badan seseorang”, ujilah hipotesis tersebut dengan menggunakan Uji T dan Uji F (tingkat keyakinan sebesar 95%). Hitunglah nilai r dan koefisien determinasi. Bagaimana kesimpulannya !

Jawab :

Hipotesis penelitian : Tinggi Badan berpengaruh terhadap Berat Badan Seseorang (karena hanya dikatakan berpengaruh maka menggunakan uji dua arah).

Jika Y : Berat Badan Seseorang dan X : Tinggi Badan Seseorang, maka untuk mendapatkan nilai a dan b untuk persamaan regersi linier sederhana :
Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut di atas maka dapat dibuat persamaan regresi linier sederhana : Y = – 73,72041 + 0,819657 X
 
Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan Uji T, yaitu :

Hipotesis Statistik adalah Ho : b = 0 dan Ha : b ≠ 0 (disebut uji dua arah)
Nilai T hitung adalah : b/Sb = 0,819657/0,05525673 = 14,833613932638 = 14,834
Nilai T tabel dengan df : 10 – 2 = 8 dan ½ α = 2,5% (uji dua arah) sebesar ± 2,306

Karena nilai T hitung lebih besar dari pada T tabel atau 14,834 > 2,306 maka Ho ditolak, Ha diterima dan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa Tinggi Badan berpengaruh terhadap Berat Badan Seseorang adalah dapat diterima (dapat dikatakan signifikan secara statistik).
Sedangkan untuk menguji secara serempak digunakan Uji F, yaitu diperoleh F hitung = 31.874,98 dan Untuk nilai F tabel dengan df : k – 1 ; n – k = 1 ; 8 dan α : 5% sebesar 5,32. Karena nilai F hitung lebih besar dari F tabel atau 31.874,98 > 5,32 maka Ho ditolak, Ha diterima dan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa Tinggi Badan berpengaruh terhadap Berat Badan Seseorang adalah dapat diterima.

3.2 Analisis Regresi Sederhana

            Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana bertujuan mempelajari hubungan linier antara dua variabel. Dua variabel ini dibedakan menjadi variabel bebas (X) dan variabel tak bebas (Y). Variabel bebas adalah variabel yang bisa dikontrol sedangkan variabel tak bebas adalah variabel yang mencerminkan respon dari variabel bebas.

            Statistik regresi dapat didapatkan dengan berbagai cara, diantaranya ialah dengan menggunakan metode tangan bebas dan metode kuadrat terkecil. Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil maka nilai a dan b dapat langsung dicari menggunakan rumus di bawah ini:
 
Contoh:
Diketahui peubah nilai skor tes masuk (X) dengan nilai ekonomi (Y) sebagai berikut:

Mahasiswa Skor tes (X) Nilai ekonomi (Y)
1 65 65
2 50 74
3 55 76
4 65 90
5 55 85
6 70 87
7 65 94
8 70 98
9 55 81
10 70 91
11 50 76
12 55 74
 
Berdasarkan data diatas tentukan hubungan matematis antara skor tes masuk dengan nilai ekonomi.

Jawaban:
Sehingga persamaan regresinya ialah:
Y= 30,056 + 0,897 X

Selasa, 27 Mei 2014


PENGUJIAN HIPOTESIS  

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan  hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. (dalam penelitian hipotesis dapat diartikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian). Jika asumsi itu atau dugaan itu dikhususkan mengenai populasi, umumnya mengenai nilai-nilai parameter populasi, maka hipotesis itu disebut  hipotesis statistik. kecuali dinyatakan lain, di sini dengan hipotesis dimaksudkan hipotesis statistik. Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis

            Dalam dunia  akademik, suatu  masalah  terlebih  dahulu  dijawab  secara  teoritik. Berdasarkan konsep teoritik tersebut maka dapat diajukan suatu hipotesis. Dengan hipotesis tersebut  suatu  masalah sudah dapat dijawab, tetapi  jawaban  masih  bersifat  teoritik  dan bersifat  sementara. Oleh  sebab itu, diperlukan data lapangan untuk memastikan kebenaran hipotesis  yang  diajukan.  Kebenaran  hipotesis  tergantung  pada  analisis  data    lapangan. Hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya jika  analisis   data    lapangan   sesuai dengan teori. Sebaliknya jika analisis data lapangan bertolak belakang (berbeda)  dengan teori,maka hipotesis yang diajukan dapat ditolak.

            Hipotesis dapat bersifat Kuantitatif dan dapat bersifat Kualitatif. Secara statistik, hipotesis yang bersifat kualitatif tidak dapat diuji, sedangkan yang dapat diuji adalah hipotesis yang bersifat kuantitatif. Hipotesis yang demikian, disebut Hipotesis Statistik (Statistical Hypothesis) karena selain harus disajikan dalam bentuk angka, hipotesis statistik juga merupakan pernyataan tentang bentuk fungsi yang menggambarkan hubungan antar variabel yang diteliti.

Secara statistika terdapat dua macam hipotesis, yaitu :
•   Hipotesis Nol (Null Hypothesis) yang diberi symbol dengan Ho, dan
•   Hipotesis Alternatif (Alternative Hypothesis) yang diberi symbol dengan Ha.

            Ho menyatakan tidak ada perbedaan antara statistik sampel dengan parameter populasi atau tidak ada hubungan antara dua variabel atau lebih. Ha menyatakan terdapat perbedaan antara statistik sampel dengan parameter populasi atau terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih.Dalam merumuskan suatu hipotesis, agar hipotesis yang diajukan dapat diuji atau dianalisis maka yang perlu mendapatkan perhatian adalah bahwa hipotesis hendaknya :

a)Menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih;
b)Dinyatakan dalam kalimat pernyataan;
c)Dirumuskan secara jelas dan padat (sistematik); dan
d)Dapat diuji kebenarannya berdasarkan data lapangan.


Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis



Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat terjadi, dikenal dengan nama-nama:
a)      Kekeliruan tipe I : ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima,
b)      Kekeliruan tipe II : ialah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak.
Untuk meningkatkan hubungan antara hipotesis, kesimpulan dan tipe kekeliruan, dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
DAFTAR VI (1)
TIPE KEKELIRUAN KETIKA MEMBUAT KESIMPULAN
TENTANG HIPOTESIS
KESIMPULAN
KEADAAN SEBENARNYA
HIPOTESIS BENAR
HIPOTESIS SALAH
Terima Hipotesis
BENAR
KELIRU
(Kekeliruan Tipe II)
Tolak Hipotesis
KELIRU
(Kekeliruan Tipe I)
BENAR
              Ketika merencanakan suatu penelitian dalam rangka pengujian hipotesis, jelas kiranya bahwa kedua tipe kekeliruan itu harus dibuat sekecil mungkin. Agar penelitian dapat dilakukan maka kedua tipe kekeliruan itu kita nyatakan dalam peluang. Peluang membuat kekeliruan tipe I biasa dinyatakan dengan a (baca : alfa) dan peluang membuat kekeliruan tipe II dinyatakan dengan b (baca : beta). Berdasarkan ini, kekeliruan tipe I dinamakan pula kekeliruan a dan kekeliruan tipe II dikenal dengan kekeliruan b.
              Dalam penggunaanya, a disebut pula taraf signifikan atau taraf arti atau sering disebut pula taraf nyata. Besar kecilnya a dan b yang dapat diterima dalam pengambilan kesimpulan bergantung pada akibat-akibat atas diperbuatnya kekeliruan-kekeliruan itu. Selain daripada itu perlu pula dikemukakan bahwa kedua kekeliruan itu saling berkaitan. Jika a diperkecil, maka b menjadi besar dan sebaliknya. Pada dasarnya, harus dicapai hasil pengujian hipotesis yang baik, ialah pengujian yang bersifat bahwa di antara semua pengujian yang dapat dilakukan dengan harga a yang sama besar, ambillah sebuah yang mempunyai kekeliruan b paling kecil.
        Prinsip demikian memerlukan pemecahan matematik yang sudah keluar dari tujuan buku ini. Karenanya, untuk keperluan praktis, kecuali dinyatakan lain, a akan diambil lebih dahulu dengan harga yang biasa digunakan, yaitu a = 0,01 atau a = 0,05. Dengan a = 0,05 misalnya, atau sering pula disebut taraf nyata 5%, berarti kira-kira 5 dari tiap 100 kesimpulan bahwa kita akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima. Dengan kata lain kira-kira 95% yakin bahwa kita telah membuat kesimpulan yang benar. Dalam hal demikian dikatakan bahwa hipotesis telah ditolak pada taraf nyata 0,05 yang berarti kita mungkin salah dengan peluang 0,05.
             
Cara Pengujian Hipotesis

1.   Menentukan Formulasi Hipotesis

Formulasi atau perumusan hipotesis statistik dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut : 
a.  Hipotesis nol atau hipotesis nihil 
     Hipotesis nol, disimbolkan H0 adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji. 
b. Hipotesis alternatif atau hipotesis tandingan
    Hipótesis alternatif disimbolkan H1 atau Ha adalah hipotesis yang
    dirumuskan sebagai lawan atau tandingan dari hipotesis nol.
    Secara umum, formulasi hipotesis dapat dituliskan :
H0 : q = q0
H1 : q > q0
    Pengujian ini disebut pengujian sisi kanan
H0 : q = q0
H1 : q < q0
    Pengujian ini disebut pengujian sisi kiri
H0 : q = q0
H1 : q ¹ q0
    Pengujian ini disebut pengujian dua sisi
2.      Menentukan Taraf Nyata (Significant Level)
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Taraf nyata dilambangkan dengan a (alpha). Semakin tinggi taraf nyata yang digunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji, padahal hipotesis nol benar. Besarnya nilai a bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan yang akan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut disebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region oftest) atau daerah penolakan (region of rejection).
3.   Menentukan Kriteria Pengujian
Kriteria pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis nol (H0) dengan cara membandingkan nilai a table distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya.
a.  Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih
besar daripada nilai positif atau negatif dari a tabel. Atau nilai uji
statistik berada di luar nilai kritis.
b.  Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih
kecil daripada nilai positif atau negatif dari a tabel. Atau nilai uji
statistik berada di dalam nilai kritis.
4.    Menentukan Nilai Uji Statistik
Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga parameter data sampel yang diambil secara random dari sebuah populasi.
5.    Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol (H0), sesuai dengan kriteria pengujiannya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistik dengan nilai a tabel atau nilai kritis.
a.       Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistik berada diluar nilai kritisnya
b.      Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statitik berada di dalam nilai kritisnya


Dalam penelitian, hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam penelitian. Jika dugaan itu dikhususkan mengenai populasi, maka umumnya mengenai nilai-nilai parameterlah yang digunakan untuk menduganya atau disebut  hipotesis statistic.

Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis.



Cara penentuan wilayah kritis

1. uji dua arah

Jika H1 ≠ parameter, maka dalam distribusi yang digunakan, normal untuk angka z, Student untuk t, F, Chi-Square dan lainnya, diperoleh dua daerah kritis masing-masing pada ujung-ujung distribusi. Luas daerah kritis atau daerah penolakan pada tiap ujung adalah ½a. Karena adanya dua daerah penolakan ini, maka pengujian hipotesis dinamakan uji dua arah.

Ho : µ = µo

H1 : µ ≠ µo
Ilustrasi penolakan uji dua arah











2. uji satu arah (Kanan)


Untuk H1 > parameter, maka dalam distribusi yang digunakan didapat sebuah daerah kritis yang letaknya di ujung sebelah kanan. Luas daerah kritis atau daerah penolakan ini sama dengan a. Pengujian ini dinamakan uji satu pihak, tepatnya pihak kanan.

Ho : µ = µo
H1 : µ > µo

Ilustrasi uji satu arah (Kanan)










3. Uji satu arah (Kiri)

Jika H1 < parameter, maka daerah kritis ada di ujung kiri dari distribusi yang digunakan. Luas = a yang menjadi batas daerah terima Ho oleh bilangan d yang didapat dari daftar distribusi yang bersangkutan. Peluang untuk mendapatkan d ditentukan oleh taraf nyata a. Uji ini dinamakan uji satu pihak, ialah pihak kiri.

Ho : µ = µo           
H1 : µ < µo
 
Ilustrasi uji satu arah (Kiri) 





CONTOH :
Pernyataan yang hendak diuji adalah : “berat isi semen 40 kg”. dalam pernyataan yang terkandung pengertian kesamaan, yakni “target berat = 40kg”. jadi, pernyataan itu merupakan hipotesis H0. alternative H1 berupa sanggahannya oleh karena itu,
a.  Rumusan H0 dan H1 adalah sebagai berikut :
    H0 : Target berat = 40 kg
    H1 : Target berat ≠ 40 kg
b. Rumusan H0 dan H1 secara statistic
“Target berat” secara statistic berarti “tyaraf populasi berat isi semen µ”. Jadi, terjemahan statistic untuk H0 dan H1 adalah H0 : µ = 40 dan H1 : µ ≠ 40
Kegunaan Hipotesis
Kegunaan hipotesis antara lain :
  1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang
  2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian
  3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
  4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan lesimpulan penyelidikan
Ciri-ciri Hipotesis
Cirri-ciri hipotesis yang baik :
  1. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
  2. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diaantara variable-variabel
  3. Hipotesis harus dapat diuji
  4. Hipotesis hendaknya konsistensi dengan pengetahuan yang sudah ada
  5. Hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin
Menggali dan Merumuskan Hipotesis
Dalam menggali hipotesis, peneliti harus :
  1. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan banyak membaca literature-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
  2. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki
  3. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.
Sebagai kesimpulan, maka beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis dapat diberikan sebagai berikut :
  1. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik
  2. Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif dan berbentuk pernyataan
  3. Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara dua atau lebih variable yang dapat diukur
  4. Hendaknya dapat diuji
  5. Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori